Pages

 

Minggu, 04 Januari 2015

Metode Pembelajaran Full Day School

0 komentar


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1            Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna yang dibekali cipta, rasa dan karsa. Manusia akan selalu belajar di segala bidang kehidupan agar mampu melanjutkan keberlangsungan hidupnya. Manusia perlu belajar karena dalam kehidupan akan selalu ada perubahan yang terjadi, baik perubahan yang menguntungkan maupun yang merugikan. Untuk dapat menjawab semua tantangan perubahan yang terjadi maka manusia perlu belajar. Proses belajar dapat dilakukan dimana, kapan dan oleh siapa saja baik itu melalui pendidikan formal, informal maupun non-formal.

Pendidikan menurut UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Agar anak dapat memiliki karakter yang diidam-idamkan sesuai tujuan pendidikan tersebut perlu adanya kerja sama yang baik antara pemerintah, guru dan wali murid. Kesuksesan pendidikan terletak pada kurikulum. Kurikulum yang diterapkan harus relevan dengan kebutuhan anak didik dan tuntutan orangtua. Selain sekolah harus menampilkan ciri khas yang dapat dilirik masyarakat, juga yang paling utama sekolah mampu memastikan bahwa sekolah tersebut benar-benar mempunyai kelebihan dalam berbagai hal.
Ada beberapa sistem pembelajaran yang diterapkan di sekolah berbeda-beda, salah satunya adalah system pembelajaran full day school yang akan dibahas lebih lanjut dalam bab dua.

1.2            Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Apakah pengertian Full Day School?
2.      Bagaimana latar belakang munculnya full day school?
3.      Bagaimana system pembelajaran full day school?
4.      Apa saja yang menjadi faktor penunjang dan penghambat full day school?
5.      Apa saja kelebihan dan kelemahan full day school?

1.3            Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Pendidikan di SD dan untuk mendapatkan beberapa pembahasan yaitu :
1.      Pengertian full day school
2.      Latar belakang munculnya full day school
3.      Sistem pembelajaran full day school
4.      Faktor penunjang dan penghambat full day school
5.      Kelebihan dan kelemahan full day school

1.4            Manfaat penulisan
Adapun manfaat dari penulisan ini adalah sebagai berikut :
1.      Dapat mengetahui pembahasan mengenai sekolah dengan system full day school
2.      Dapat mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangannya dibanding system pembelajaran yang lain


BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Full Day School
Menurut etimologi, kata full day school berasal dari Bahasa Inggris. Terdiri dari kata full mengandung arti penuh, dan day  artinya hari. Maka full day mengandung arti sehari penuh. Full day juga berarti hari sibuk. Sedangkan school artinya sekolah. Jadi, arti dari full day school adalah sekolah sepanjang hari atau proses belajar mengajar yang dilakukan mulai pukul 06.45-15.00. Dengan demikian, sekolah dapat mengatur jadwal pelajaran dengan leluasa, disesuaikan dengan bobot mata pelajaran dan ditambah dengan pendalaman materi.
Sedangkan menurut terminologi atau arti secara luas, Full day school mengandung arti system pendidikan yang menerapkan pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar sehari penuh dengan memadukan system pengajaran yang intensif yakni dengan menambah jam pelajaran untuk pendalaman materi pelajaran serta pengembangan diri dan kreatifitas. Pelaksanaan  pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah mulai pagi hingga sore hari, secara rutin sesuai dengan program pada tiap jenjang pendidikannya. Dalam full day school, lembaga bebas mengatur jadwal mata pelajaran sendiri dengan tetap mengacu pada standar nasional alokasi waktu sebagai standar minimal dan sesuai bobot mata pelajaran, ditambah  dengan model-model pendalamannya. Jadi yang terpenting  dalam full day school adalah pengaturan jadwal mata pelajaran. Program ini banyak ditemukan pada sekolah tingkat dasar SD/MI swasta yang berstatus unggulan. Biasanya, sekolah tersebut tarifnya mahal dan FDS bagian dari program favorit yang “dijual” pihak sekolah.
Jika dilihat dari makna dan pelaksanaannya, full day school sebagian waktunya digunakan untuk program pelajaran yang suasananya informal, tidak kaku, menyenangkan bagi siswa dan membutuhkan kreativitas dan inovasi dari guru. Dalam hal ini, Salim berrpendapat berdasarkan hasil penelitian bahwa belajar efektif bagi anak itu hanya 3-4 jam sehari (dalam suasana formal) dan 7-8 jam sehari (dalam suasana informal).
Metode pembelajaran full day school tidak melulu dilakukan di dalam kelas, namun siswa diberi kebebasan untuk memilih tempat belajar. Artinya siswa bisa belajar dimana saja seperti halaman, perpustakaan, laboratorium dan lain-lain.
2.2. Latar Belakang Munculnya Full Day Schooll
Full day school pada awalnya muncul pada awal tahun 1980-an di Amerika Serikat. Pada waktu itu full day school dilaksanakan untuk jenjang sekolahTaman Kanak-kanan dan selanjutnya meluas pada jenjang yang lebih tinggi mulai dari SD sampai dengan menengah atas.
Ketertarikan para orang tua untuk memasukkan anaknya ke full day school dilatarbelakangi oleh beberapa hal, yaitu karena semakin banyaknya kaum ibu yang bekerja di luar rumah dan mereka banyak yang memiliki anak berusia di bawah 6 tahun, meningkatnya jumlah anak-anak usia prasekolah yang ditampung di sekolah-sekolah milik public (masyarakat umum), meningkatnya pengaruh televisi dan mobilitas para orang tua, serta kemajuan dan kemodernan yang mulai berkembang di segala aspek kehidupan. Dengan memasukkan anak mereka ke fullday school, mereka berharap dapat memperbaiki nilai akademik anak-anak mereka sebagai persiapan untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya dengan sukses, juga masalah-masalah tersebut di atas dapat teratasi. Dan dalam hasil penelitian ini disebutkan bahwa anak yang menempuh pendidikan di fullday school terbukti tampil lebih baik dalam mengikuti setiap mata pelajaran dan menunjukkan keuntungan yang cukup signifikan.
Adapun munculnya system pendidikan full day school di Indonesia diawali dengan menjamurnya istilah sekolah unggulan sekitar tahun 1990-an, yang banyak dipelopori oleh sekolah-sekolah swasta termasuk sekolah-sekolah yang berlabel Islam. Dalam pengertian yang ideal, sekolah unggul adalah sekolah yang fokus pada kualitas proses pembelajaran, bukan pada kualitas input siswanya. Kualitas proses pembelajaran bergantung pada system pembelajarannya. Namun faktanya sekolah unggulan biasanya ditandai dengan biaya yang mahal, fasilitas yang lengkap dan serba mewah, elit, lain daripada yang lain, serta tenaga-tenaga pengajar yang “professional”, walaupun keadaan ini sebenarnya tidak menjamin kualitas pendidikan yang dihasilkan. Term unggulan ini yang kemudian dikembangkan oleh para pengelola di sekolah-sekolah menjadi bentuk yang lebih beragam dan menjadi trade mark,  diantaranya adalah fullday school dan sekolah terpadu.
2.3. Sistem Pembelajaran Full Day School
Full Day School (FDS) menerapkan suatu konsep dasar “Integrated-Activity” dan “Integrated-Curriculum”. Hal inilah yang membedakan dengan sekolah pada umumnya. Dalam FDS semua program dan kegiatan siswa di sekolah, baik belajar, bermain, beribadah dikemas dalam sebuah sistem pendidikan. Titik tekan pada FDS adalah siswa selalu berprestasi belajar dalam proses pembelajaran yang berkualitas yakni diharapkan akan terjadi perubahan positif dari setiap individu siswa sebagai hasil dari proses dan aktivitas dalam belajar. Adapun prestasi belajar yang dimaksud terletak pada tiga ranah, yaitu:
1)      Prestasi yang bersifat kognitif
Adapun prestasi yang bersifat kognitif seperti kemampuan siswa dalam mengingat, memahami, menerapkan, mengamati, menganalisa, membuat analisa dan lain sebagianya. Konkritnya, siswa dapat menyebutkan dan menguraikan pelajaran minggu lalu, berarti siswa tersebut sudah dapat dianggap memiliki prestasi yang bersifat kognitif.

2)      Prestasi yang bersifat afektif
Siswa dapat dianggap memiliki prestasi yang bersifat afektif, jika ia sudah bisa bersikap untuk menghargai, serta dapat menerima dan menolak terhadap suatu pernyataan dan permasalahan yang sedang mereka hadapi.
3)      Prestasi yang bersifat psikomotorik
Yang termasuk prestasi yang bersifat psikomotorik yaitu kecakapan eksperimen verbal dan nonverbal, keterampilan bertindak dan gerak. Misalnya seorang siswa menerima pelajaran tentang adab sopan santun kepada orang lain, khususnya kepada orang tuanya,  maka si anak sudah dianggap mampu mengaplikasikannya dalam kehidupannya.
Sebelum kita membahas tentang sistem pembelajaran FDS, tentunya kita perlu mengetahui tentang makna sistem pembelajaran itu sendiri. Sistem adalah seperangkat elemen yang saling berhubungan satu sama lain. Adapun sistem pembelajaran adalah suatu sistem karena merupakan perpaduan berbagai elemen yang berhubungan satu sama lain. Tujuannya agar siswa belajar dan berhasil, yaitu bertambah pengetahuan dan keterampilan serta memiliki sikap benar. Dari sistem pembelajaran inilah akan menghasilkan sejumlah siswa dan lulusan yang telah meningkat pengetahuan dan keterampilannya dan berubah sikapnya menjadi lebih baik.
Adapun proses inti sistem pembelajaran FDS antara lain:
1)      Proses pembelajaran yang berlangsung secara aktif, kreatif, tranformatif sekaligus intensif. System persekolahan dan pola fullday school mengindikasikan proses pembelajaran yang aktif dalam artian mengoptimalisasikan seluruh potensi untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal baik dalam pemanfaatan sarana dan prasarana di lembaga dan mewujudkan proses pembelajaran yang kondusif demi pengembangan potensi siswa yang seimbang.
2)      Proses pembelajaran yang dilakukan selama aktif sehari penuh tidak memforsir siswa pada pengkajian, penelaahan yang terlalu menjenuhkan. Akan tetapi, yang difokuskan adalah system relaksasinya yang santai dan lepas dari jadwal yang membosankan.
2.4. Faktor  Penunjang dan Penghambat Full Day School
2.4.1.      Faktor Penunjang Full Day School
Setiap sistem pembelajaran tentu memiliki kelebihan (faktor penunjang) dan kelemahan (faktor penghambat) dalam penerapannya, tak terkecuali sistem full day school. Adapun faktor penunjang dari pelaksanaan sistem ini adalah setiap sekolah memiliki tujuan yang ingin dicapai, tentunya pada tingkat kelembagaan. Untuk menuju kearah tersebut, diperlukan berbagai kelengkapan  dalam berbagai bentuk dan jenisnya. Salah satunya adalah sistem yang akan digunakan di dalam sebuah lembaga tersebut.
Diantara faktor-faktor pendukung itu diantaranya adalah kurikulum. Pada dasarnya kurikulum merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Kesuksesan suatu pendidikan dapat dilihat dari kurikulum yang digunakan oleh sekolah. Faktor pendukung berikutnya adalah manajemen pendidikan. Manajemen sangat penting dalam suatu organisasi. Tanpa manajemen yang baik, maka sesuatu yang akan kita gapai tidak akan pernah tercapau dengan baik karena kelembagaan akan berjalan dengan baik, jika dikelola dengan baik.
Faktor pendukung yang ketiga adalah sarana dan prasarana. Sarana pembelajaran merupakan sesuatu yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses belajar setiap hari tetapi mempengaruhi kondisi belajar. Prasarana sangat berkaitan dengan materi yang dibahas dan alat yang digunakan. Sekolah yang menerapkan full day school, diharapkan mampu memenuhi sarana penunjang kegiatan pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan siswa.
  Faktor pendukung yang terakhir dan yang paling penting dalam pendidikan dalam SDM. Dalm penerapan full day school, guru dituntut untuk selalu memperkaya pengetahuan dan keterampilan serta harus memperkaya diri dengan metode-metode pembelajaran yang sekiranya tidak membuat siswa bosan karena full day school adalah sekolah yang menuntut siswanya seharian penuh berada di sekolah.
Faktor lain yang signifikan untuk diperhatikan adalah masalah pendanaan. Dana memainkan peran dalam pendidikan. Keuangan merupakan masalah yang cukup mendasar di sekolah karena dana secara tidak langsung mempengaruhi kualitas sekolah terutama yang berkaitan dengan sarana dan prasarana serta sumber belajar yang lain.
2.4.2.      Faktor Penghambat Full day school
Faktor penghambat merupakan hal yang niscaya dalam proses pendidikan, tidak terkecuali pada penerapan full day school. Faktor yang menghambat penerapan sistem full day school diantaranya :
Pertama, keterbatasan sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana merupakan bagian dari pendidikan yang vital untuk menunjang keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu perlu adanya pengelolaan sarana dan prasarana yang baik untuk dapat dapat mewujudkan keberhasilan pendidikan. Banyak hambatan yang dihadapi sekolah dalam meningkatkan mutunya karena keterbatasan sarana dan prasarananya. Keterbatasan sarana dan prasarana dapat menghambat kemajuan sekolah.
Kedua, guru yang tidak profesional. Guru merupakan bagian penting dalam proses belajar mengajar. Keberlangsungan kegiatan belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh profesionalitas guru. Akan tetapi pada kenyataannya guru mengahadapi dua yang dapat menurunkan profesionalitas guru. Pertama, berkaitan dengan faktor dari dalam diri guru, meliputi pengetahuan, keterampilan, disiplin, upaya pribadi, dan kerukunan kerja. Kedua berkaitan dengan faktor dari luar yaitu berkaitan denagan pekerjaan, meliputi manajemen dan cara kerja yang baik, penghematan biaya dan ketepatan waktu. Kedua faktor tersebut dapat menjadi hambatan bagi pengembangan sekolah.
2.5.   Kelebihan dan Kelemahan Full Day School
2.5.1.      Kelebihan
Setiap sistem tidak mungkin ada yang sempurna, tentu memiliki keunggulan dan kekurangan termasuk sistem full day school. Diantara keunggulan sistem ini adalah
·      Anak anak akan mendapatkan metode pembelajaran yang bervariasi dan lain daripada sekolah dengan program reguler.
·      Orang tua tidak akan takut anak akan terkena pengaruh negatif karena untuk masuk ke sekolah tersebut biasanya dilakukan tes (segala macam tes) untuk menyaring anak-anak dengan kriteria khusus (IQ yang memadai, kepribadian yang baik dan motivasi belajar yang tinggi)
·      Sistem Full day school memiliki kuantitas waktu yang lebih panjang daripada sekolah biasa.
·      Guru dituntut lebih aktif dalam mengolah suasana belajar agar siswa tidak cepat bosan.
·      Meningkatkan gengsi orang tua yang memiliki orientasi terhadap hal-hal yang sifatnya prestisius.
·      Orang tua akan mempercayakan penuh anaknya ada sekolah saat ia berangkat ke kantor hingga ia pulang dari kantor
2.5.2.      Kelemahan
Sedangkan kelemahan dari sistem ini adalah:
·      Siswa akan cepat bosan dengan lingkungan sekolah
·      Lebih cepat stress
·      Mengurangi bersosialisasi dengan tetangga dan keluarga
·      Kurangnya waktu bermain
·      Anak-anak akan banyak kehilangan waktu dirumah dan belajar tentang hidup bersama keluarganya.

2.6.   Sekolah Yang Menerapkan Model Pembelajaran Full Day School
Beberapa lembaga yang mene­rapkan sistem pembelajaran fullday school antara lain;
1.      SMU Taruna Nusantara di Magelang
2.      SMU Plus Muthahhari di Bandung
3.      SMU Madania Parung Bogor
4.      Lembaga kursus bahasa asing di Pare Kediri
5.      UIN Malang (melalui program ma’had)  
6.      MAPK (Madrasah Aliyah Program Khusus).
Beberapa sekolah dasar yang menerapkan model pembelajaran full day school, sebagai berikut:
1.      SD Islam Terpadu Permata Bunda, Bawen Kabupaten. Semarang.
2.      SD Al Irsyad Kota Tegal
3.      SD Muhammadiyan 1 Bangkalan
4.      SD Islamic Global School Malang


BAB 3
PENUTUP
4.1  Simpulan
Full day school adalah sekolah sepanjang hari atau proses belajar mengajar yang dilakukan mulai pukul 06.45-15.00. sehingga sekolah dapat mengatur jadwal pelajaran dengan leluasa, disesuaikan dengan bobot mata pelajaran dan ditambah dengan pendalaman materi. Dari makna dan pelaksanaannya, full day school sebagian waktunya digunakan untuk program pelajaran yang suasananya informal, tidak kaku, menyenangkan bagi siswa dan membutuhkan kreativitas dan inovasi dari guru.
Latar belakang full day school muncul karena para orang tua yang sibuk bekerja hingga tidak memiliki waktu lebih untuk anak-anaknya dan menginginkan anaknya untuk mendapatkan pelajaran yang lebih tentang ilmu umum dan ilmu agama. Kelebihan dari system full day school yaitu Anak anak akan mendapatkan metode pembelajaran yang bervariasi dan lain daripada sekolah dengan program regular. Akan tetapi kekurangannya yaitu anak akan lebih cepat jenuh dan stress. Maka dari itu, kekreativitasan guru dituntut agar anak tidak mudah bosan.

4.2  Saran
Segala sesuatu tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan termasuk system full day school ini. Apabila kelebihan yang dimiliki bisa dioptimalkan dengan baik maka belajar dimanapun tidak akan menjadi masalah. Kesuksesan pendidikan bukan hanya dari pihak sekolah saja, akan tetapi peran pemerintah dan keluarga juga sangat diperlukan.   



DAFTAR PUSTAKA
Hassan, N. 2013. FULLDAY SCHOOL (Model Alternatif Pembelajaran Bahasa    Asing). [Acessed:26/10/14]            Online:tadris.stainpamekasan.ac.id/index.php/jtd/article/view/105/209
Kuswandi, Iwan. 2012. Full Day School Dan Pendidikan Terpadu. [Acessed:        26/10/14] online:http://iwankuswandi.wordpress.com/full-day-school-dan       pendidikan-terpadu/
Mulyasari, Dewi. 2013. Sistem pendidikan full Day school. [Acessed: 26:10:14]    Online: http://dewimulyasari1989.blogspot.com/2013/06/sistem-pendidikan fullday-school.html
 




0 komentar:

Posting Komentar

Tulis Komentar dengan Bahasa yang Sopan